Skip to main content

Menjadi Agen Perubahan

Menjadi agen perubahan terasa muluk-muluk bagi saya. Namun, setelah mengikuti program matrikulasi IIP rasanya tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Karena menjadi change agent harus dimulai dari diri sendiri. Paling tidak saya akan mengubah diri dahulu untuk selalu belajar menjadi lebih baik.

http://bit.ly/BeAChangeAgent

Dari skema yang saya buat, saya masih melaksanakan di lingkup keluarga saya sendiri. Mulai memilah sampah organik dan non organik. Sampah non organik saya pilah lagi menjadi yang masih bisa dimanfaatkan kembali dan yang sudah tidak memiliki nilai guna. Yang masih memiliki nilai guna saya pilah lagi berdasarkan kemampuan saya untuk menggunakannya kembali.






Saya mulai melibatkan anak dan suami untuk lebih care dengan memilah sampah organik dan non organik. Anak saya mulai terbiasa dengan pemilahan ini walau masih perlu diingatkan, sedangkan bapak kepala suku masih perlu diingatkan untuk membuang sampah di tempat sampah yang tepat. Hmmm, sepertinya mengubah kebiasaan tidaklah mudah, ya. Tetapi si emak harus tetap semangat untuk cerewet demi lingkungan yang lebih baik.

Comments

Popular posts from this blog

Hari 18, Tantangan 30 Hari

Hasil pelaksanaan hari ke - 18 dan rencana hari ke - 19. Hasil hari ke - 18 Rapor hari ke - 18 Hanya satu pekerjaan yang tidak terlaksana, namun penting dan tidak terlalu berat untuk dikerjakan. Melawan rasa malas memang tantangan yang perlu ditaklukkan. Rencana hari ke - 19

Hari 3, Tantangan 30 Hari

Lanjut hasil hari ke-3 dan rencana hari ke-4 Hasil pelaksanaan hari ke - 3 Catatan: Daftar pekerjaan yang terlalu banyak juga akan menjadi kendala pelaksanaannya. Meski capaian lebih dari hari sebelumnya, ketidaktuntasan pekerjaan membuat mood berubah menjadi tidak terlalu baik. Rencana hari ke - 4 Rencana hari ke - 4

Review 6

Kali ini saya berpasangan dengan Mbak Nurnaningsih dari IP Solo Ray untuk review jurnal. Kami sama-sama menyelesaikan masalah ekonomi. Sempat mengalami miss komunikasi karena saya salah input data regional dan ternyata kurang input nomor ponsel sehingga tidak bisa dihubungi. Mbak Nurna tidak bisa menjangkau saya, dan saya baru bisa menghubungi beliau lepas mengerjakan kongres Ibu Pembaharu. Setelah ngobrol dengan mbak Nurna berikut review saya.