Skip to main content

Hari Keenam

Rutinitas hari ini berjalan lancar, alhamdulillah. Semua anggota keluarga relatif kooperatif. Segalanya berjalan mulus, emak bisa beberes rumah (walaupun akhirnya penuh dengan mainan lagi, setidaknya berhasil menyapu dan mengepel). fuuuih. Saat mandi pagi terjadi sedikit kericuhan. Kakak yang tidak mau dimandikan bebarengan dengan adiknya memilih bermain dulu sebelum mandi, sedangkan si adik sudah mengantuk dan ingin segera tidur. Emak mengurus adik terlebih dahulu sambil meminta kakak untuk mandi sendiri. Deal! Kakak melanjutkan main, emak ngelonin adik. Eh, beberapa saat kemudian si kakak teriak-teriak minta dimandikan. Sudah mulai merengek, akhirnya mau mandi sendiri setelah diajak berundingr. Adik tidur dengan aman dan nyaman.

Setelah mandi dan grooming si kakak mulai mengeluarkan berbagai maiananya. Bunda cukup mengingatkan bahwa dia bertanggung jawab atas mainannya, maka setelah bermain harus segera dibereskan dan dikembalikan ke tempatnya semula baru boleh mengambil mainan yang lain. Kakak sangat kooperatif dan melaksanakan instruksi dengan baik. Mainan yang berserakan kembali rapi dan pulang ke rumah masing-masing dengan selamat.




Ternyata memberikan informasi yang singkat tetapi jelas memberikan efek yang luar biasa. Ketepatan hasil lebih akurat dibandingkan dengan pemberian informasi yang bertumpuk dan berlapis. Memang membutuhkan kesabaran dan manajemen waktu yang baik. Teknik ini harus saya siapkan dengan tenggang waktu yang sedikit lebih lama, tetapi mendapatkan kepuasan akan hasil yang saya peroleh.

Kondisi ini berbeda dengan kondisi pada sore hari. Emak sibuk menyiapkan buka puasa, anak-anak bermain. Kakak berlarian bersama temannya, adik berusaha berpartisipasi. Beberapa kali saya harus mengecek di mana posisi adik dan apa yang sedang dilakukan untuk memastikan keamanannya. Dan berkali-kali juga mengingatkan kakak untuk tidak berlarian dan berteriak, yang diacuhkannya. Hal ini menyebabkan proses memasak lebih lama. Pukul 17.00 memasak baru selesai, anak-anak belum mandi sedangkan saya harus mengantar takjil ke masjid. Si kakak mulai rewel mengeluh lapar, haus, dan tidak mau mandi.

Dalam waktu yang sempit semacam inilah tantangan yang sesungguhnya saya rasakan. Saya mulai kehilangan kesabaran dengan tingkah kakak. Namun saya tetap berusaha menahan emosi sehingga instruksi yang saya berikan kepada kakak tetap satu persatu. Walaupun masih disertai dengan kehebohan untuk mempercepat tindakannya, saya bersyukur tetap berusaha konsisten melaksanakan teknik KISS (Keep Information Short and Simple).

Dan alhamdulillah kami bisa mengantar takjil ke masjid tepat waktu.

#level1
#day6
#tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunsayIIP


Comments

Popular posts from this blog

Menghilangkan Kerak Kloset

Moms, pernah nggak merasa jengkel karena kerak di closet tidak bisa hilang padahal kita sudah mencoba berbagai macam produk pembersih? Bahkan karbol paling kuat sekalipun? Itulah yang saya alami beberapa bulan terakhir. Karena sering pergi, tidak sempat membersihkan kamar mandi secara teratur, hanya dibersihkan sekenanya,  kerak-kerak membandel mulai mendiami closet dan lantai kamar mandi kami. Berbagai macam produk telah saya gunakan hasilnya kurang memuaskan. Dari berbagi cerita dengan ART di rumah kakak saya, Mbak Jum namanya,  saya mendapat informasi bahwa ada cairan khusus pembersih kerak yang membuat closet tampak seperti baru. Hanya dijual di toko bangunan dengan kisaran harga 100 ribu. Tapi untuk satu kloset saja. Wow, fantastis yaaa. Meski lebih murah daripada ganti kloset baru, tapi untuk emak-emak macam saya rasanya lebih puas kalau 100 ribunya dipakai beli pizza sama anak-anak. Hehehe 😁😁😁. Nah, Mbak Jum ini ternyata kreatif dan inovatif. Hihihi😬😬😬. Dari p...

Bongkar Muatan

Lelah berkelana sampai juga di sini. Saatnya membuka hasil "buruan" ilmu. Sudah dapat apa aja, Mak? Diriku dapat banyak, deh! Coba, coba tak gelar dulu, yaa! Dari peta itu, baru berhasil makan tips dan trik pekerjaan rumah tangga, membuat kandang waktu, dan skala prioritas. Bergabung dengan Keluarga Cemara ilmu yang paling berkesan adalah tips setrika karena merupakan rutinitas yang memiliki tantangan terbesar bagi saya. Ditambah beberapa potluck yang hasil "buruan" sekarang setrika menjadi aktivitas yang bisa dan suka saya kerjakan. Masya Alloh, tabarokalloh 😍. Kegiatan menyapu dan mengepel pun sekarang jauh lebih mudah dengan potluck yang saya dapatkan. Menyapu sambil mengepel merupakan temuan epic saya. Setelah dipraktikkan sangat membantu dan menghemat waktu dan tenaga. Keluarga Uluwatu menyediakan segudang ilmu baru tentang manajemen waktu bagi saya. Lalu saya masuk ke kamar kandang waktu dan prioritas. Di sini saya belajar banyak sekali bahwa ternyat...

Kardus Sepatu Buruk Rupa Menjadi Berharga

Ada beberapa tipe orang saat membeli sepatu berdasarkan penggunaan kemasannya. Hihihi ini mah perkiraan Emak aja, ya. 😁 Pertama, pembeli sepatu hanya mau sepatunya saja, kardus tidak dibawa dan sepatu langsung masuk kantong belanja atau langsung dipakai.  Kedua, pembeli tetap membawa kardus sepatunya ke rumah. Lalu, tipe ini dibagi lagi, nih. Tipe 2A kardus dibuang ke tong sampah. Tipe 2B kardus ditumpuk buat dirongsokin atau diserahkan ke sedekah rongsok. Tipe 2C kardusnya dimanfaatkan untuk sesuatu.  Nah, masuk ke tipe 2C inilah Emak ABC. Nggak mau rugi bin irit 😂. Kalau lihat kardus itu bawaannya pengen bebikinan. Kali ini Emak bagikan tips memanfaatkan kardus bekas sepatu, yang buruk rupa supaya menawan dan berguna.  Yuk, simak videonya.