Skip to main content

Hari yang Panjang dan Sibuk

Persiapan mudik lebaran, saya memutuskan saatnya merapikan gudang. Rak yang lama sudah reot maka kami membeli rak yang baru. Rak yang kami beli masih belum dirangkai, oleh sebab itu kami meminta bantuan tentangga yang ahli di bidangnya. Si bapak ini mulai membongkar rak lama dan merakit rak yang baru. Ternyata proses ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Butuh lebih dari setengah hari hingga rak yang baru tersusun rapi. Dan sukses membuat rumah berantakan.

Rak yang terususun rapi tidak serta merta rumah langusng beres. Saya masih harus menyusun kembali barang-barang yang berserakan. Proses ini pun membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Saya mulai mengepak barang ke dalam kardus, memastikan setiap pak terisi kapur barus, dan melabeli kardusnya supaya lebih mudah dalam mencarinya nanti.

Selama proses berlangsung kakak dan adik bermain dengan barang-barang gudang. Mereka asik mengacak-acak barang yang menurut mereka bisa dimainkan. Ingin rasanya saya berteriak untuk tidak memainkannya. Saya memberi tahu kakak untuk merapikan kembali (tentunya dengan menghela napas yang panjaaaaang), si kakak menurut tetapi bergantian mengambil barang yang lain. Huft...😏.

Setelah ashar rasanya badan saya sangat kelelahan, ingin segera menyelesaikan pekerjaan ini. Namun tiba-tiba si kakak menghampiri saya dan bertanya, "Bunda, aku boleh mainan kecil-kecil nggak?" (rupanya dia telah menyebarkan manik-manik di ruang sebelah). Saya jawab, "Tidak boleh, kan masih belum selesai Bunda beberesnya, Kak. Kalau kakak main kecil-kecil nanti Bunda susah beresinnya." Dia masih belum menyerah. "Nanti aku beresin, kok, Bunda."

Karena saya sedang sibuk membereskan di ruangan lain saya jawab, "Iya, Kak, beresin aja sekarang."
Namun yang diterimanya adalah saya memberikan ijin padanya untuk memaninkan manik-manik tersebut. "Yaaaay! Boleh..," begitu katanya riang. "Bukan, Kak. Beresin sekarang aja." Rupanya kata-kata terakhir saya sudah tidak didengarnya. Dia kembali sibuk bermain sampai sekitar pukul 16.00 si adik yang tadi asik bersama saya mulai tertarik dengan permainan kakaknya dan menuju tempat kakaknya. Di sinilah si kakak mulai panik dan meminta adiknya tetap di tempat. Segera saya minta dia untuk membereskan manik-manik tersebut. Karena sudah terlanjur menyebar, dia kesulitan untuk mengumpulkannya kembali.

Di sini emosi saya mulai tersulut, huhuhu. Kelelahan dan kekurangan cairan tubuh membuat saya lebih mudah marah. Kata-kata yang keluar malah menyudutkan si kakak. hiks..hiks.... Maaf, ya, kakak. "Nah, kan, Bunda bilang tadi nggak boleh main yang kecil-kecil kok malah jadi berantakan begini, bla bla bla...." uugh...latihan komunikasi produktif sore hari ini belum sukses 😞😞😞.  Padahal sedari pagi sampai siang masih okelah. Kelelahan sangat menguras konsentrasi saya. mungkin seharusnya saya bisa mengatur waktu dan tidak memaksakan diri. Atau melakukan kegiatan ini tidak pada kondisi berpuasa.

Ya, Alloh... Semoga masih ada kesempatan esok hari untuk memperbaiki diri kembali.


Beginilah kalau rumah mini tapi barang berlimpah, barang yang dibuang sayangπŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜

#level1
#day8
#tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunsayIIP

Comments

Popular posts from this blog

Menghilangkan Kerak Kloset

Moms, pernah nggak merasa jengkel karena kerak di closet tidak bisa hilang padahal kita sudah mencoba berbagai macam produk pembersih? Bahkan karbol paling kuat sekalipun? Itulah yang saya alami beberapa bulan terakhir. Karena sering pergi, tidak sempat membersihkan kamar mandi secara teratur, hanya dibersihkan sekenanya,  kerak-kerak membandel mulai mendiami closet dan lantai kamar mandi kami. Berbagai macam produk telah saya gunakan hasilnya kurang memuaskan. Dari berbagi cerita dengan ART di rumah kakak saya, Mbak Jum namanya,  saya mendapat informasi bahwa ada cairan khusus pembersih kerak yang membuat closet tampak seperti baru. Hanya dijual di toko bangunan dengan kisaran harga 100 ribu. Tapi untuk satu kloset saja. Wow, fantastis yaaa. Meski lebih murah daripada ganti kloset baru, tapi untuk emak-emak macam saya rasanya lebih puas kalau 100 ribunya dipakai beli pizza sama anak-anak. Hehehe 😁😁😁. Nah, Mbak Jum ini ternyata kreatif dan inovatif. Hihihi😬😬😬. Dari p...

Bongkar Muatan

Lelah berkelana sampai juga di sini. Saatnya membuka hasil "buruan" ilmu. Sudah dapat apa aja, Mak? Diriku dapat banyak, deh! Coba, coba tak gelar dulu, yaa! Dari peta itu, baru berhasil makan tips dan trik pekerjaan rumah tangga, membuat kandang waktu, dan skala prioritas. Bergabung dengan Keluarga Cemara ilmu yang paling berkesan adalah tips setrika karena merupakan rutinitas yang memiliki tantangan terbesar bagi saya. Ditambah beberapa potluck yang hasil "buruan" sekarang setrika menjadi aktivitas yang bisa dan suka saya kerjakan. Masya Alloh, tabarokalloh 😍. Kegiatan menyapu dan mengepel pun sekarang jauh lebih mudah dengan potluck yang saya dapatkan. Menyapu sambil mengepel merupakan temuan epic saya. Setelah dipraktikkan sangat membantu dan menghemat waktu dan tenaga. Keluarga Uluwatu menyediakan segudang ilmu baru tentang manajemen waktu bagi saya. Lalu saya masuk ke kamar kandang waktu dan prioritas. Di sini saya belajar banyak sekali bahwa ternyat...

Kardus Sepatu Buruk Rupa Menjadi Berharga

Ada beberapa tipe orang saat membeli sepatu berdasarkan penggunaan kemasannya. Hihihi ini mah perkiraan Emak aja, ya. 😁 Pertama, pembeli sepatu hanya mau sepatunya saja, kardus tidak dibawa dan sepatu langsung masuk kantong belanja atau langsung dipakai.  Kedua, pembeli tetap membawa kardus sepatunya ke rumah. Lalu, tipe ini dibagi lagi, nih. Tipe 2A kardus dibuang ke tong sampah. Tipe 2B kardus ditumpuk buat dirongsokin atau diserahkan ke sedekah rongsok. Tipe 2C kardusnya dimanfaatkan untuk sesuatu.  Nah, masuk ke tipe 2C inilah Emak ABC. Nggak mau rugi bin irit πŸ˜‚. Kalau lihat kardus itu bawaannya pengen bebikinan. Kali ini Emak bagikan tips memanfaatkan kardus bekas sepatu, yang buruk rupa supaya menawan dan berguna.  Yuk, simak videonya.