Skip to main content

Kedamaian Komunikasi Berasal dari Kedamaian Pribadi

Setelah kemarin kelelahan berbenah gudang, rupanya fisik saya belum pulih 100%. Faktor "U" rasanya mulai memengaruhi saya. Sedari habis subuh badan terasa lesu, tak bertenaga dan mengantuk. Ingin rasanya bersantai tiduran sambil baca buku atau update status 😂. Tapi jangankan baca buku untuk mandi pun harus diselingi dengan drama dari si baby. Sambil menunggui di depan kamar mandi tangisnya meraung-raung 😅😅😅. Keanehan hari ini adalah, ketika si emak merasa sangat kelelahan si kakak adik ini malah lebih "hidup". Hihihi. Si kakak berlarian ke sana kemari sambil bernyayi, sedangkan si adik berjalan hilir mudik sambil meninggalkan barang berserakan di belakangnya 😔.

Mandi pagi diwarnani dengan kericuhan adik yang kedinginan lalu minta gendong dan kakak yang menghabiskan shampoo adik untuk mainan. Adik yang kemudian mengompol di lantai kamar, lalu cucian kemarin yang belum sempat dijemur. Lantai bekas bongkar gudang yang masih berdebu, dan kamar yang masih belum dirapikan.

Selesai mandi, si adik biasanya bobok cukup lama hingga saya bisa menyelesaikan bersih-bersih, belum saya mulai si adik sudah bangun dan langsung "on" kembali. Sama halnya dengan si kakak yang tak henti-hentinya membuat berbagai kreasi, mulai melukis dengan cat kuku sampai belepotan ke lantai, adik yang ikut-ikutan sampai belepotan cat kuku juga, hingga jejak barang berserakan setiap kali si bayi melewati tempat tertentu. Hasilnya rumah semakin luar biasa. Emak jadi kewalahan 😓.

Keaktifan duo ini berlangsung hingga siang hari, dimana tak satu pun dari mereka mengantuk dan tidur. Padahal saya sudah kesulitan membuka mata. Jadilah mereka berdua saya ajak masuk ke kamar dan bermain di dalam kamar setelah membereskan ruangan lainnya. Saya menemani mereka sembari terkantuk-katuk. Sering saya terkejut karena bayi sudah ada di tepi tempat tidur. Lalu mereka berdua turun dari kasur dan bermain di lantai. Sedikit membuat hati tenang karena aman dari tempat tinggi. Namun yang terjadi adalah, si bayi membuka lemari kakak dan mengeluarkan semua isi di dalamnyaaaaa. Oh, tidak!!! Ingin teriak tetapi daya saya sudah benar-benar berada di garis merah maka saya biarkan saja. Ternyata si kakak menambahi dengan mengeluarkan semua boneka dari rumahnya....Uh...oh.



Sekitar pukul 14.00 tukang sayur lewat depan rumah, saya bermaksud untuk belanja. Saat saya hendak berganti pakaian, terdengar lengkingan dari si adik. Ternyata si adik terjatuh sampai alisnya benjol. Ugh! Saya merasa sangat ceroboh. Sorenya ditambah lagi terserimpet sendal saat merangkak dan menjadikan benjolnya kanan dan kiri 😢😢😢. Duuuuh....sedih sekali rasanya. Padahal biasanya dia sudah mampu turun dari tempat tidur sendiri dan mampu membawa benda-benda sembari merangkak.

Waah, saya pikir lengkap sudah penderitaan saya. Saya masih berpikir ini adalah masalah, bukan tantangan maka rasanya berat sekali menjalaninya. Lalu, saya bercerita kejadian seharian kepada suami melalui pesan bahwa hari ini membuat saya ingin menangis. Dan saya benar menangis 😢😢😢. Tetapi kemudian saya merasa lebih baik, lalu saya mulai menilai kembali kejadian sehari ini. Jika mengingat tingkah polah duo princess ini dalam keadaan "waras" saya hanya bisa tertawa, dan menyesali tindakan saya yang kurang memerhatikan keduanya hari ini.

Ketika saya menghadapi hari dengan berorientasi pada masalah, rasanya begitu berat untuk dihadapi. Tetapi jika saya mampu mengubah pandangan saya terhadap masalah menjadi sebuah tantangan mungkin hari ini bukan hari yang berat untuk dijalani. Komunikasi kepada diri sendiri saya rasakan sangat memengaruhi cara berkomunikasi saya dengan anak-anak. Damai dengan diri sendiri menjadikan saya damai menghadapi anak-anak.

Semangat untuk terus belajar menjadi lebih baik. Amiiin....

#level1
#day9
#tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunsayIIP

Comments

Popular posts from this blog

Menghilangkan Kerak Kloset

Moms, pernah nggak merasa jengkel karena kerak di closet tidak bisa hilang padahal kita sudah mencoba berbagai macam produk pembersih? Bahkan karbol paling kuat sekalipun? Itulah yang saya alami beberapa bulan terakhir. Karena sering pergi, tidak sempat membersihkan kamar mandi secara teratur, hanya dibersihkan sekenanya,  kerak-kerak membandel mulai mendiami closet dan lantai kamar mandi kami. Berbagai macam produk telah saya gunakan hasilnya kurang memuaskan. Dari berbagi cerita dengan ART di rumah kakak saya, Mbak Jum namanya,  saya mendapat informasi bahwa ada cairan khusus pembersih kerak yang membuat closet tampak seperti baru. Hanya dijual di toko bangunan dengan kisaran harga 100 ribu. Tapi untuk satu kloset saja. Wow, fantastis yaaa. Meski lebih murah daripada ganti kloset baru, tapi untuk emak-emak macam saya rasanya lebih puas kalau 100 ribunya dipakai beli pizza sama anak-anak. Hehehe 😁😁😁. Nah, Mbak Jum ini ternyata kreatif dan inovatif. Hihihi😬😬😬. Dari p...

Bongkar Muatan

Lelah berkelana sampai juga di sini. Saatnya membuka hasil "buruan" ilmu. Sudah dapat apa aja, Mak? Diriku dapat banyak, deh! Coba, coba tak gelar dulu, yaa! Dari peta itu, baru berhasil makan tips dan trik pekerjaan rumah tangga, membuat kandang waktu, dan skala prioritas. Bergabung dengan Keluarga Cemara ilmu yang paling berkesan adalah tips setrika karena merupakan rutinitas yang memiliki tantangan terbesar bagi saya. Ditambah beberapa potluck yang hasil "buruan" sekarang setrika menjadi aktivitas yang bisa dan suka saya kerjakan. Masya Alloh, tabarokalloh 😍. Kegiatan menyapu dan mengepel pun sekarang jauh lebih mudah dengan potluck yang saya dapatkan. Menyapu sambil mengepel merupakan temuan epic saya. Setelah dipraktikkan sangat membantu dan menghemat waktu dan tenaga. Keluarga Uluwatu menyediakan segudang ilmu baru tentang manajemen waktu bagi saya. Lalu saya masuk ke kamar kandang waktu dan prioritas. Di sini saya belajar banyak sekali bahwa ternyat...

Kardus Sepatu Buruk Rupa Menjadi Berharga

Ada beberapa tipe orang saat membeli sepatu berdasarkan penggunaan kemasannya. Hihihi ini mah perkiraan Emak aja, ya. 😁 Pertama, pembeli sepatu hanya mau sepatunya saja, kardus tidak dibawa dan sepatu langsung masuk kantong belanja atau langsung dipakai.  Kedua, pembeli tetap membawa kardus sepatunya ke rumah. Lalu, tipe ini dibagi lagi, nih. Tipe 2A kardus dibuang ke tong sampah. Tipe 2B kardus ditumpuk buat dirongsokin atau diserahkan ke sedekah rongsok. Tipe 2C kardusnya dimanfaatkan untuk sesuatu.  Nah, masuk ke tipe 2C inilah Emak ABC. Nggak mau rugi bin irit 😂. Kalau lihat kardus itu bawaannya pengen bebikinan. Kali ini Emak bagikan tips memanfaatkan kardus bekas sepatu, yang buruk rupa supaya menawan dan berguna.  Yuk, simak videonya.