Awal bulan romadhon kakak ipar berangkat menjalankan ibadah umroh. Kami mengantar sampai bandara. Hari Senin beliau tiba kembali di tanah air dengan kondisi sehat wal afiat.
Sambil melepas lelah, beliau menceritakan berbagai pengalaman yang telah beliau rasakan selama di tanah suci. Begitu haru ketika mampu mencium Hajar Aswat, mampu mencium Ka'bah, serta mampu sholat di Hijir Ismail. Semua itu tak lepas dari perjuangan, doa dan ridho Alloh terhadap tamunya.
Sebelum melaksanakan tawaf kakak dan suami berdoa memohon supaya diberi kelancaran dan kesempatan untuk dapat mendekat ke Ka'bah. Dengan tekad kuat dan doa yang tak putus Alloh mengabulkan doa beliau berdua.
Setelah mampu madus Hijir Ismail, berdoa di bawah talang mas dan mencium Hajar Aswat, kakak saya sempat tergencet ke Ka'bah. Dengan banyaknya jumlah jama'ah di sekitar Ka'bah membuat kakak semakin terinjak-injak. Cerita ini membuat jantung dan hati bergetar.
Beliau sudah hendak memasrahkan hidupnya, namun tiba-tiba ada seorang pemuda memanggilnya dan memberikan semangat kepadanya agar bertahan. Dengan kuasa Alloh beliau mampu meraih besi kiswah, berpegangan pada besi itu lalu ditarik oleh pemuda tadi hingga mampu berdiri dan keluar dari kerumunan. Masya Alloh, Allohu Akbar!! Ternyata tidak boleh menyerahkan hidup kita begitu saja. Kita masih wajib berusaha lebih keras untuk nafas kita.
Sungguh pelajaran yang sangat berharga. Kita tetap harus berusaha, lebih keras lagi untuk menjadi diri yang lebih baik lagi.
Dalam interaksi ini saya sebagai penerima informasi yang bisa saya lakuan adalah menjaga agar tetap mempertahankan kontak mata. Menjadi pendengar kadang lebih sulit dari pada menjadi pembicara. Ketika dengan orang yang lebih tua akan mudah menjadi pendengar, tetapi akan lebih sulit jika dengan yang lebih muda, terutama anak-anak.
Semoga saya bisa menjadi pendengar anak-anak yang baik.
#level1
#day12
#tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunsayIIP
Sambil melepas lelah, beliau menceritakan berbagai pengalaman yang telah beliau rasakan selama di tanah suci. Begitu haru ketika mampu mencium Hajar Aswat, mampu mencium Ka'bah, serta mampu sholat di Hijir Ismail. Semua itu tak lepas dari perjuangan, doa dan ridho Alloh terhadap tamunya.
Sebelum melaksanakan tawaf kakak dan suami berdoa memohon supaya diberi kelancaran dan kesempatan untuk dapat mendekat ke Ka'bah. Dengan tekad kuat dan doa yang tak putus Alloh mengabulkan doa beliau berdua.
Setelah mampu madus Hijir Ismail, berdoa di bawah talang mas dan mencium Hajar Aswat, kakak saya sempat tergencet ke Ka'bah. Dengan banyaknya jumlah jama'ah di sekitar Ka'bah membuat kakak semakin terinjak-injak. Cerita ini membuat jantung dan hati bergetar.
Beliau sudah hendak memasrahkan hidupnya, namun tiba-tiba ada seorang pemuda memanggilnya dan memberikan semangat kepadanya agar bertahan. Dengan kuasa Alloh beliau mampu meraih besi kiswah, berpegangan pada besi itu lalu ditarik oleh pemuda tadi hingga mampu berdiri dan keluar dari kerumunan. Masya Alloh, Allohu Akbar!! Ternyata tidak boleh menyerahkan hidup kita begitu saja. Kita masih wajib berusaha lebih keras untuk nafas kita.
Sungguh pelajaran yang sangat berharga. Kita tetap harus berusaha, lebih keras lagi untuk menjadi diri yang lebih baik lagi.
Dalam interaksi ini saya sebagai penerima informasi yang bisa saya lakuan adalah menjaga agar tetap mempertahankan kontak mata. Menjadi pendengar kadang lebih sulit dari pada menjadi pembicara. Ketika dengan orang yang lebih tua akan mudah menjadi pendengar, tetapi akan lebih sulit jika dengan yang lebih muda, terutama anak-anak.
Semoga saya bisa menjadi pendengar anak-anak yang baik.
#level1
#day12
#tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunsayIIP
Comments
Post a Comment