Skip to main content

Aqila: Darurat itu Apa?

Nama Anak: Aqila
Tanggal: 8 September 2017
Aktivitas: Menonton TV, sambil makan, sambil main

Setelah melihat acara kartun anak-anak tentang keseharian bus tiba-tiba Aqila bertanya apa itu darurat? Bagaimana darutat itu? Kenapa darurat?

Pertanyaan seperti ini langsung membuat otak emak berpikir keras. Saya mencoba menjelaskan dengan contoh.

"Darurat itu kondisi yang memerlukan kesegeraan dan cepat-cepat, Kak."

"Seperti apa?"

"Misalnya ada orang sakit, dan harus segera ditolong itu darurat harus dibawa ke rumah salit. Misalnya ada api, itu darurat harus segera dipadamkan. Nah, seperti temannya Tayo Frank dan Alice tuh, mereka segera dibutuhkan untuk menolong memadamkan api dan korban kebakaran."

"Jadi darurat itu untuk menolong, ya, Bun?"

"Iya.  Ada juga darurat itu untuk kebutuhan yang tiba-tiba. Misalnya, kaya ini tadi kan listrik mati maka lampu emergency dibutuhkan untuk keadaan seperti itu. Trus Tayo itu punya ban cadangan jika sewaktu-waktu meletus atau kempes bisa diganti dengan ban tersebut. Nah penyimpanan tersebut untuk keadaan darurat semacam itu."

Dari sini si kakak manggut-manggut. Lalu saya minta mengulangi apa itu darurat.

"Brarti darurat itu cepet-cepet, ya, Bun. Untuk menolong."

"Iya, bisa begitu."

"Kalau mau pergi yang aku disuruh cepet-cepet sama Bunda itu juga darurat namanya?"

"Hehe bisa jadi karena takut ketinggalan juga termasuk darurat misal ketinggalan pesawat, yaaah hangus dong tiketnya nggak jadi pergi."

"Oooo, habis tadi Tayo bilang darurat."

"Ada satu lagi darurat, Kak. Yaitu, kalau mau pipis dan poop. Kalau tidak segera dikerjakan jadi mengompol atau nggembol."

"hiiiiyyy." kata Aqila akhirnya sambil tertawa.

Visual:
Dari melihat kartun ternyata Aqila menangkap kata-kata yang berkesan dengan mudah dan menimbulkan rasa penasarannya lalu menanyakannya.

Auditori:
Saat saya menjelaskan harus pelan-pelan dan diulang-ulang untuk memastikan Cia mengerti dengan penjelasan saya. Saya menanyakan kembali kepadanya tentang penjelasan tersebut dan Aqila mampu mengulangi secara garis besarnya.

Kinestetik:
Saat mendapat penjelasan Aqila tidak bisa diam, dia mengubah-ubah posisi kakinya sambil mengunyah makanan.


Nama Anak: Bintan
Tanggal: 8 September 2017
Aktivitas: Mandi

Visual:
Karena mati lampu sore ini terpaksa anak-anak mandi di tempat cuci baju, bagian paking terang dalam rumah kami. Bintan senang sekali karena bisa bermain-main air. Apalagi kakaknya membawa bola-bola plastik untuk dipakai mainan. Kakaknya memasukkan bola ke dalam air lalu menyendoknya. Mengamati sebentar saja Bintan langsung menirukan kakaknya menyendok bola dari tempat satu ke tempat lainnya.

Auditori:
Saat akan memakai sabun, Bintan sudah mengambil sendiri sabunnya karena sebelumnya dia makan sabunnya, saya mengingatkan.

"Sabunnya buat mandi, ya, Dek."

Bintan langsung menyerahkan kepada saya sabunnya dan menggosok-gosokkan tangan bersabunnya ke perutnya sambil tertawa menggemaskan.

Kinestetik:
Ketika diarahkan Bintan memerhatikan lalu segera melaksanakan.


#Day2
#Level4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunsayIIP

Comments

Popular posts from this blog

Hari 18, Tantangan 30 Hari

Hasil pelaksanaan hari ke - 18 dan rencana hari ke - 19. Hasil hari ke - 18 Rapor hari ke - 18 Hanya satu pekerjaan yang tidak terlaksana, namun penting dan tidak terlalu berat untuk dikerjakan. Melawan rasa malas memang tantangan yang perlu ditaklukkan. Rencana hari ke - 19

Hari 3, Tantangan 30 Hari

Lanjut hasil hari ke-3 dan rencana hari ke-4 Hasil pelaksanaan hari ke - 3 Catatan: Daftar pekerjaan yang terlalu banyak juga akan menjadi kendala pelaksanaannya. Meski capaian lebih dari hari sebelumnya, ketidaktuntasan pekerjaan membuat mood berubah menjadi tidak terlalu baik. Rencana hari ke - 4 Rencana hari ke - 4

Review 6

Kali ini saya berpasangan dengan Mbak Nurnaningsih dari IP Solo Ray untuk review jurnal. Kami sama-sama menyelesaikan masalah ekonomi. Sempat mengalami miss komunikasi karena saya salah input data regional dan ternyata kurang input nomor ponsel sehingga tidak bisa dihubungi. Mbak Nurna tidak bisa menjangkau saya, dan saya baru bisa menghubungi beliau lepas mengerjakan kongres Ibu Pembaharu. Setelah ngobrol dengan mbak Nurna berikut review saya.