Skip to main content

Bermain Trampolin

Anak yang super duper aktif seperti Cia pasti jatuh hati dengan trampolin. Mereka bisa sepuas hati melompat, berlari, dan beraksi di trampolin. Hal inilah yang membuat Cia kepingin sekali mencoba wahana permainan ini di mall dekat rumah kami. Karena harga tiketnya yang tergolong lumayan, kami belum mampu mengabulkan permintaannya. Sebagai gantinya ia melompat-lompat di kasur pegas kami.

Sekitar tiga bulan belakangan kami berusaha menyisihkan sedikit uang belanja kami supaya Cia bisa mencoba wahana ini. Alhamdulillah, kali ini kami mendapat rezeki lebih sehingga mampu mengajaknya bermain trampolin. Sepulang les menggambar kami mengajaknya ke mall tanpa memberi tahunya. Begitu kami mengajak ke arah wahana ini, Cia langsung berkata bahwa tempat tersebut adalah area trampolin. Wajahnya datar saja karena biasanya kami tidak mengijinkannya.

"Ini, kan tempat trampolin, Bunda."

"Iya, Kak. Kakak mau main?"

"Aku, kan nggak bawa kaus kaki?"

"Bunda bawa, kok."

Cia masih belum yakin sepenuhnya, dia belum merayakannya. Tetapi begitu kami sampai pada loket, wajahnya langsung berubah. Wajahnya sumringah, berbinar-binar entah antara percaya dan tidak percaya. Setelah kami mendapatkan tiket, dan ternyata kaus kaki Cia yang saya bawa sesuai standar keamanan pihak pengelola wahana Cia langsung masuk wahana trampolin dan mulai melompat sepuas hati. Melihat kakaknya boleh melompat sesuka hati, Bee juga ingin memasuki area bermain. Hehehe. Tetapi, karena kami masih belum mengijinkannya karena belum yakin dengan kemampuannya melompat-lompat. Belajar melompat dulu ya Bee 😁😁.

Cia terlihat senang sekali dan langsung membaur bersama anak-anak lain. Cia anak yang mudah bersosialisasi, dia langsung mendapatkan teman main yang mengasyikkan. Cia tidak ragu untuk bermain bersama dan saling menolong. Saat temannya terperosok ke dalam spons, Cia dengan sigap menariknya.


Hampir satu jam penuh Cia jingkrak-jingkrak di atas trampolin. Menolak minum yang kami tawarkan untuknya. Baru setelah sepuluh menit terakhir dia mau turun sebentar untuk minum dan melanjutkan lagi jingkrak-jingkrak menghabiskan sisa waktu. Setelah waktunya habis Cia turun, minum, makan cemilan dan kami bermaksud untuk pulang. Namun di hall dekat pintu keluar kami disuguhi acara kontes bakat usia remaja. Daaaan, acara di atas panggung begini adalah salah satu acara favorit Cia. Waktu kami ikut melihat peserta yang sedang tampil adalah penyanyi, penari moderen, dan penari tradisional. Dari ketiga jenis bakat yang sedang ditampilkan Cia paling menyukai tarian moderen. Penampilan tersebut berhasil menyedot perhatiannya hingga enggan diajak pulang. Baru ketika penampilan tari tradisional Cia bersedia pulang.


Kebahagiaan lain di wajah Cia.

Banyak pelajaran yang saya dapatkan hari ini. Belajar semakin peka terhadap anak-anak, hari ini saya mendapatkan kesempatan untuk menyadari kemandirian Cia, sosialisasinya, keberaniannya, dan ketertarikan lainnya. Tugas berat lain bagi kami untuk memfasilitasi, mengawal dan mendampingi anak-anak untuk mengeluarkan minat dan bakatnya.

#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Comments

Popular posts from this blog

Menghilangkan Kerak Kloset

Moms, pernah nggak merasa jengkel karena kerak di closet tidak bisa hilang padahal kita sudah mencoba berbagai macam produk pembersih? Bahkan karbol paling kuat sekalipun? Itulah yang saya alami beberapa bulan terakhir. Karena sering pergi, tidak sempat membersihkan kamar mandi secara teratur, hanya dibersihkan sekenanya,  kerak-kerak membandel mulai mendiami closet dan lantai kamar mandi kami. Berbagai macam produk telah saya gunakan hasilnya kurang memuaskan. Dari berbagi cerita dengan ART di rumah kakak saya, Mbak Jum namanya,  saya mendapat informasi bahwa ada cairan khusus pembersih kerak yang membuat closet tampak seperti baru. Hanya dijual di toko bangunan dengan kisaran harga 100 ribu. Tapi untuk satu kloset saja. Wow, fantastis yaaa. Meski lebih murah daripada ganti kloset baru, tapi untuk emak-emak macam saya rasanya lebih puas kalau 100 ribunya dipakai beli pizza sama anak-anak. Hehehe 😁😁😁. Nah, Mbak Jum ini ternyata kreatif dan inovatif. Hihihi😬😬😬. Dari p...

Bongkar Muatan

Lelah berkelana sampai juga di sini. Saatnya membuka hasil "buruan" ilmu. Sudah dapat apa aja, Mak? Diriku dapat banyak, deh! Coba, coba tak gelar dulu, yaa! Dari peta itu, baru berhasil makan tips dan trik pekerjaan rumah tangga, membuat kandang waktu, dan skala prioritas. Bergabung dengan Keluarga Cemara ilmu yang paling berkesan adalah tips setrika karena merupakan rutinitas yang memiliki tantangan terbesar bagi saya. Ditambah beberapa potluck yang hasil "buruan" sekarang setrika menjadi aktivitas yang bisa dan suka saya kerjakan. Masya Alloh, tabarokalloh 😍. Kegiatan menyapu dan mengepel pun sekarang jauh lebih mudah dengan potluck yang saya dapatkan. Menyapu sambil mengepel merupakan temuan epic saya. Setelah dipraktikkan sangat membantu dan menghemat waktu dan tenaga. Keluarga Uluwatu menyediakan segudang ilmu baru tentang manajemen waktu bagi saya. Lalu saya masuk ke kamar kandang waktu dan prioritas. Di sini saya belajar banyak sekali bahwa ternyat...

Kardus Sepatu Buruk Rupa Menjadi Berharga

Ada beberapa tipe orang saat membeli sepatu berdasarkan penggunaan kemasannya. Hihihi ini mah perkiraan Emak aja, ya. 😁 Pertama, pembeli sepatu hanya mau sepatunya saja, kardus tidak dibawa dan sepatu langsung masuk kantong belanja atau langsung dipakai.  Kedua, pembeli tetap membawa kardus sepatunya ke rumah. Lalu, tipe ini dibagi lagi, nih. Tipe 2A kardus dibuang ke tong sampah. Tipe 2B kardus ditumpuk buat dirongsokin atau diserahkan ke sedekah rongsok. Tipe 2C kardusnya dimanfaatkan untuk sesuatu.  Nah, masuk ke tipe 2C inilah Emak ABC. Nggak mau rugi bin irit 😂. Kalau lihat kardus itu bawaannya pengen bebikinan. Kali ini Emak bagikan tips memanfaatkan kardus bekas sepatu, yang buruk rupa supaya menawan dan berguna.  Yuk, simak videonya.