Skip to main content

Kemajuan pada Diri dan Umpan Balik dari Orang Sekitar

Setelah melaksanakan taktik penyelesaian tantangan, saatnya meninjau kemajuan yang telah diperoleh. Secara garis besar, capaian yang saya peroleh sekitar 80% untuk target satu bulanan. Ini merupakan pencapaian yang membahagiakan bagi saya. Berikut strategi yang saya canangkan, dan capaian yang telah di peroleh:

- menyusun dan melaksanakan kegiatan harian sesuai prioritas harus tercapai pada 6 Juli 2020.
Tercapai 90%, cara prioritas saya menggunakan eat the frog. Mengerjakan tugas tersulit menuju tugas termudah. Tugas tersulit bagi saya adalah menyapu dan mengepel, mencuci, dan setrika. Tiga hal tersebut yang akan menentukan mood saya di hari tersebut.

Emang bisa selesai semua di pagi hari, Mak? Oh, tidak. Saya hanya manusia biasa, hehehe. Saya membagi pekerjaan tersebut untuk pagi dan malam hari. Kegiatan pagi adalah mencuci baju, setrika baju, serta menyapu dan mengepel teras. Yang harus dikerjakan tanpa anak-anak terlibat adalah setrika. Jadi ketika anak-anak sudah bangun, maka aktivitas ini saya hentikan. Mencuci baju bisa selesai ketika anak-anak bangun dan tinggal menjemur. Kalau belum selesai, mereka ikut main air sambil cuci baju langsung mandi. 

Untuk menyapu dan mengepel teras, karena tidak lebar, anak-anak kadang ikut terlibat. Nah, menyapu dalam rumah, saya kerjakan malam hari lepas maghrib. Terbentuk sebuah kontrak dengan anak-anak, bahwa lepas maghrib mainan yang berserakan harus sudah kembali ke tempat masing-masing sehingga memudahkan saya menyapu dan mengepel. Sejauh ini strategi ini berjalan lancar, memberikan energi positif bagi saya dan beresonansi ke sekitar saya terutama anak dan suami. 

- melaksanakan cut off time dengan konsisten harus tercapai pada 6 Juli 2020.

Sedikit demi sedikit saya belajar, bahwa menghentikan kegiatan yang sedang dikerjakan walau belum tuntas itu tidak apa-apa. Strategi ini berhasil saya kerjakan hampir 100%. Ketika "jam kerja" sudah habis, misal anak sudah minta perhatian, sudah bangun, atau waktu makan dan membersamai, saya bisa melepaskan pekerjaan tersebut untuk diselesaikan kemudian. 

Gimana, dong apa ga ganjel di hati, mak? Tentu, itu awalnya. Tapi kembali mengingatkan diri bahwa anak tidak akan kecil selamanya, anak tidak akan bermain bersama kita selamanya. Waktu kita hanya sebentar saja bersama mereka, maka saya dengan legowo melepaskan pekerjaan tersebut. Hasil yang saya rasakan lebih mampu mengendalikan emosi dan mengelola energi. Doeloe, ketika pekerjaan belum selesai pasti bawaannya pengen marah-marah, tapiiii sekarang lebih ringan dan lebih menghemat tenaga. Karena nggak perlu marah, energi juga tidak terkuras jadiii tidak gampang lelah. Gitu, deh yang saya rasakan. Lebih banyak senyum dan bahagia bersama anak-anak. 

- berlapang dada dengan pekerjaan yang belum tuntas untuk dilanjutkan nanti, harus tercapai pada 6 Juli 2020.

Pencapaian sampai saat ini 80%. Karena belum sepenuhnya legowo, masih ada rasa ganjalan di hati. Masih terus berusaha merelakannya hehehe. Oh, ya tidak tuntas bukan berarti berantakan, ya kalau saya. Tetap tersusun rapi sehingga rumah tetap nyaman ketika kita beraktifitas. Trik ini menjaga kestabilan emosi saya.

eat the frog dalam mengerjakan tugas harian secara konsisten, harus tercapai pada 6 Juli 2020.
Target ini tercapai sepenuhnya, saya mengerjakan kegiatan paling berat terlebih dahulu, sehingga bila harus terhenti karena waktu kerja habis, menyisakan pekerjaan yang ringan saja. Jadi, tidak tertumpuk dengan pekerjaan berat lainnya. Menuntaskannya nanti akan terasa ringan. 


say big no pada kegiatan srondolan yang tidak penting dan bisa ditunda secara konsisten, harus tercapai pada 6 Juli 2020.
Tercapai 80%, karena biasanya yang tidak terduga adalah waktu makan anak dan ketika anak meminta main di luar rumah,  waktu terasa berjalan lambat padahal sudah waktunya mengerjakan lainnya. Apalagi ketika ada teman-temannya yang ikut bermain. Masih menjadi pe er upaya komprominya. 


- cari bala bantuan, melibatkan anggota keluarga untuk bekerja sama dalam mengerjakan tugas rumah (you are not alone) harus tercapai pada 6 Juli 2020.
Target ini tercapai sepenuhnya. Saya melibatkan anak-anak dalam merapikan mainan mereka, merapikan kasur, kadang-kadang juga mencuci baju dan menyapu teras. Bahkan hanya meminta mereka menunggu saya menyelesaikan pekerjaan sudah merupakan suatu bentuk bantuan bagi saya. Saya tidak segan lagi meminta suami untuk membantu, misalnya membersihkan aquarium, kamar mandi, dan menjaga anak-anak. Team work memudahkan dan meringankan. 


- segera kerjakan, jangan menunda, ojo kalah karo wegah, harus tercapai pada 6 Juli 2020.
Beberapa kali masih menunda hingga terjadi tumpukan pekerjaan. Yang sering tertunda adalah baju yang harus disetrika. Karena tidak memungkinkan dikerjakan bersama anak-anak, dan ketika malam rasanya tubuh sudah tidak kuat untuk mengerjakan. Untuk dapur saya sudah bisa disiplin setiap malam sebelum tidur dapur sudah bersih. Target ini tercapai 70%.


- menemukan cara memasak cepat, sehingga setiap hari tersedia makanan sehat untuk keluarga, harus tercapai pada 6 Agustus 2020.
Target ini baru tercapai 50%. Saya berusaha memasak sendiri setiap hari, tetapi masih membutuhkan lebih banyak variasi masakan agar tidak bosan. 

- melakukan manajemen laundry yang paling mudah dan cepat, sehingga tidak ada tumpukan setrikaan dan baju kotor harus tercapai pada 6 Agustus 2020.

Sejauh ini, yang saya lakukan adalah mencuci baju setiap hari agar ringan dan lekas kering. Menggunakan detergent cair agar proses pembilasan lebih mudah, cepat, dan hemat air. Waktu mencuci sebisa mungkin pagi hari supaya langsung kering hari itu juga. Pencapaian target ini lebih dari 80%.

Untuk setrika pakaipa saya usahakan setiap hari, namun pada kenyataannya kadang ritme bayi tidak sesuai dengan jadwal yang telah saya rencanakan. Akhirnya masih sering tertunda dan menumpuk. Pencapaian target ini hanya 50% saja. Saya masih mencari formula waktu yang tepat untuk mengerjakan setrikaan. 

- manajemen energi, memanfaatkan energi tubuh sebaik-baiknya agar tidak kelelahan harus tercapai pada 6 Agustus 2020.
Karena saya menggerjakan segala sesuatu lebih rileks dan santai, maka energi saya tidak banyak terkuras. Ketika lelah akan istirahat sebentar lalu kembali melanjutkan pekerjaan. Apalagi ketika jadwal menyusi, saya bisa gunakan untuk beristirahat sejenak. Dalam hal ini komitmen untuk tidak kebablasan dalam beristirahat harus benar-benar saya kuatkan. Komitmen dan konsistensi ini menjaga ritme saya tetap pada jalur yang benar. Pencapaian target ini 80%.

- merawat diri agar selalu segar, bugar, bersih, rapi, dan bahagia, terlaksana dengan rutin tercapai pada 6 Agustus 2020.
Pada target ini saya belum maksimal hasilnya, hanya tercapai 20%. Untuk perawatan diri baru sebatas mandi 2x sehari selepas mengerjakan pekerjaan domestik. Belum sempat untuk merawat secara intensif dengan skincare yang sudah ada. Semoga segera mendapatkan solusi terbaiknya. 

Itu tadi pencapaian saya, Mak untuk target 2 bulan ke depan. Hasil pencapaian ini coba saya sampaikan ke mentor saya, respon beliau sangat mengapresiasi pencapaian tersebut dan memberi semangat saya untuk keep up the good work

Dari pencapaian tersebut tentunya masih banyak kekurangan yang harus saya perbaiki. Mencari kesalahan sendiri memang tidak mudah, apalagi harus menyampaikan ke orang lain. Pasti ada rasa sungkan, gengsi, takut, yang bercampur aduk. Itulah yang saya rasakan, Mak ketika menyampaikan kesalahan kepada mentor. Untungnya, mentor saya itu baik hati. Beliau menyampaikan saran perbaikan dengan bahasa yang lembut jadi saya merasa termotivasi untuk menjadi lebih baik. Jujur saya belum berani melakukan false celebration dalam forum, jadi saya meminta mentor melakukannya secara personal. Meski begitu butuh keberanian luar biasa untuk menyatakan kesalahan yang telah kita perbuat. Memang musuh terbesar kita adalah diri sendiri, mencari kesalahan diri untuk segera diperbaiki agar menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Bagaimana tanggapan orang terdekat saya dengan perubahan ini?
Kata suami oke, lho udah bisa handle anak-anak dan pekerjaan domestik. Catatan dari suami adalah mengurangi marah-marah. Hihihi. Kalau saya tanya apakah masih sering dibandingkan dulu, kata belkau sudah berkurang, lebih baik lagi kalau dikurangi lagi. Hehehe. Baiklah, belajar mengelola marah lagi saya kali ini, Mak. Oh, ya mau tanya suami seperti ini itu, juga butuh mental baja, lho. Deg degan, Mak. Begitu dapat jawaban, plooong rasanya.

Lalu saya tanyakan juga pendapat anak-anak, nih. Nah, karena yang sudah bisa ditanya pendapatnya adalah si sulung, saya tanyakan padanya. Bagaimana pendapatnya tentang usaha yang telah saya kerjakan. Sulung saya ini memang tidak terbiasa mengungkapkan perasaaannya melalui kata-kata langsung, dia memilih menuangkan dalam gambar maupun tulisan. Saat saya tanya dia tidak terlalu merespon. Tetapi, sorenya saya mendapatkan kejutan. Dia menulis surat untuk saya. Isinya, bikin meleleh, Mak.


Melakukan 360° feedback kalau hasilnya begini, adeeem rasanya. Semangat lagi untuk memperbaiki diri.

Catatan: Monmaap panjang yaaaa.

Comments

Popular posts from this blog

Menghilangkan Kerak Kloset

Moms, pernah nggak merasa jengkel karena kerak di closet tidak bisa hilang padahal kita sudah mencoba berbagai macam produk pembersih? Bahkan karbol paling kuat sekalipun? Itulah yang saya alami beberapa bulan terakhir. Karena sering pergi, tidak sempat membersihkan kamar mandi secara teratur, hanya dibersihkan sekenanya,  kerak-kerak membandel mulai mendiami closet dan lantai kamar mandi kami. Berbagai macam produk telah saya gunakan hasilnya kurang memuaskan. Dari berbagi cerita dengan ART di rumah kakak saya, Mbak Jum namanya,  saya mendapat informasi bahwa ada cairan khusus pembersih kerak yang membuat closet tampak seperti baru. Hanya dijual di toko bangunan dengan kisaran harga 100 ribu. Tapi untuk satu kloset saja. Wow, fantastis yaaa. Meski lebih murah daripada ganti kloset baru, tapi untuk emak-emak macam saya rasanya lebih puas kalau 100 ribunya dipakai beli pizza sama anak-anak. Hehehe 😁😁😁. Nah, Mbak Jum ini ternyata kreatif dan inovatif. Hihihi😬😬😬. Dari p...

Bongkar Muatan

Lelah berkelana sampai juga di sini. Saatnya membuka hasil "buruan" ilmu. Sudah dapat apa aja, Mak? Diriku dapat banyak, deh! Coba, coba tak gelar dulu, yaa! Dari peta itu, baru berhasil makan tips dan trik pekerjaan rumah tangga, membuat kandang waktu, dan skala prioritas. Bergabung dengan Keluarga Cemara ilmu yang paling berkesan adalah tips setrika karena merupakan rutinitas yang memiliki tantangan terbesar bagi saya. Ditambah beberapa potluck yang hasil "buruan" sekarang setrika menjadi aktivitas yang bisa dan suka saya kerjakan. Masya Alloh, tabarokalloh 😍. Kegiatan menyapu dan mengepel pun sekarang jauh lebih mudah dengan potluck yang saya dapatkan. Menyapu sambil mengepel merupakan temuan epic saya. Setelah dipraktikkan sangat membantu dan menghemat waktu dan tenaga. Keluarga Uluwatu menyediakan segudang ilmu baru tentang manajemen waktu bagi saya. Lalu saya masuk ke kamar kandang waktu dan prioritas. Di sini saya belajar banyak sekali bahwa ternyat...

Kardus Sepatu Buruk Rupa Menjadi Berharga

Ada beberapa tipe orang saat membeli sepatu berdasarkan penggunaan kemasannya. Hihihi ini mah perkiraan Emak aja, ya. 😁 Pertama, pembeli sepatu hanya mau sepatunya saja, kardus tidak dibawa dan sepatu langsung masuk kantong belanja atau langsung dipakai.  Kedua, pembeli tetap membawa kardus sepatunya ke rumah. Lalu, tipe ini dibagi lagi, nih. Tipe 2A kardus dibuang ke tong sampah. Tipe 2B kardus ditumpuk buat dirongsokin atau diserahkan ke sedekah rongsok. Tipe 2C kardusnya dimanfaatkan untuk sesuatu.  Nah, masuk ke tipe 2C inilah Emak ABC. Nggak mau rugi bin irit 😂. Kalau lihat kardus itu bawaannya pengen bebikinan. Kali ini Emak bagikan tips memanfaatkan kardus bekas sepatu, yang buruk rupa supaya menawan dan berguna.  Yuk, simak videonya.